Sabtu, 15 Januari 2011

[PLOT] Bread Love and Dreams



Cerita berawal ketika nyonya besar menginginkan cucu lelaki dari pernikahan putranya Goo Il Jung bersama Seo In Sook. Namun dari dua kali kehamilannya In Sook hanya bisa melahirkan anak perempuan, Ja Kyung dan Ja Rim.

Kemudian Goo Il Jung yang merupakan Presiden Samhwa Enterprise, perusahaan roti yang melegenda, berselingkuh dengan pelayannya, Kim Mi Sun. In Sook yang mengetahui hal itu kemudian menyuruh Mi Sun aborsi. Namun si pelayan malah kabur.

Eh si In Sook lantas menjalin hubungan gelap sama Manajer Han Sung Jae biar dapet anak laki-laki.

Singkat cerita, Mi Sun melahirkan anak lelaki yang diberi nama Kim Tak Goo sementara itu In Sook juga melahirkan anak laki-laki bernama Ma Joon. O_o

Dua belas tahun berlalu, Mi Sun bersama Tak Goo datang ke kediaman keluarga Goo. Mi Sun ingin menyerahkan Tak Goo pada Presdir lantaran dia tak mampu membesarkan putranya seorang diri. Namun In Sook dan anak-anaknya serta Manajer Han menolak keras kehadirannya. Sayangnya tidak dengan nyonya besar dan Presdir. Ohoho.. Akhirnya Tak Goo tinggal bersama ayahnya, namun Mi Sun kembali ke kampung.

Presdir menyuruh Jin Goo, pria bertato kincir angin, buat memisahkan Mi Sun dengan Tak Goo. Tak Goo tau kalau ibunya hendak dicelakai dari kawannya di kampung, Yoo Kyung. Lantas dia kabur ke kampung halaman buat menyelamatkan ibunya. Ga disangka Ma Joon minta ikutan sama Tak Goo. Singkatnya, Mi Sun jatuh ke sungai, Tak Goo dijual ke kapal ikan, dan Ma Joon balik ke rumah. Begitulah kira-kira.

Dalam kurun waktu 12 tahun, Ma Joon menempuh pendidikan di Jepang sementara Tak Goo kerja keras mencari ibunya dan mencoba bertahan hidup di jalanan. Begitu mereka dewasa, mereka ketemu di Pal Bong Bakery. Ma Joon berniat belajar membuat roti ke Guru Pal Bong yang juga Guru ayahnya. Sedangkan Tak Goo mencari pria bertato kincir angin yang tidak lain adalah Jin Goo, pegawai Pal Bong Bakery. Lantas mereka berdua jadi sama-sama belajar membuat roti. Di sana Tak Goo bertemu cinta sejatinya, Mi Sun.

Ma Joon yang menyamar sebagai Tae Joo tau bahwa Tak Goo itu adalah kakaknya namun ia berusaha menyembunyikannya.

Di sisi lain, Yoo Kyung berteman dengan kakak Ma Joon, Ja Rim. Ia menghadiri pesta ulang tahun Samhwa Enterprise dan di sana ia bertemu Ma Joon. Dulu Ma Joon dan Yoo Kyung pernah bertemu ketika Ma Joon kabur bersama Tak Goo. Dari sinilah Ma Joon mulai jatuh cinta sama Yoo Kyung padahal gadis itu menyukai Tak Goo, begitu pun sebaliknya. Yoo Kyung kemudian bertemu Tak Goo di suatu tempat, setelah cowo itu membuntutinya.

Yoo Kyung sempat bersembunyi di rumah Pal Bong dan menginap di kamar Mi Sun ketika ia menjadi buronan. Di sana ia bertemu Tak Goo dan Ma Joon namun Yoo Kyung tidak membongkar rahasia Ma Joon.

Namun suatu ketika rahasia itu terbongkar ketika In Sook datang ke Pal Bong untuk menyuruh Ma Joon pulang dan masuk ke perusahaan ayahnya! Pada saat bersamaan, Tak Goo ada di situasi itu. O_o

Namun Tak Goo masih tetap bersikap baik sama Ma Joon yang menyebalkan, licik, dan sering menyebutnya pengemis! Ya Tuhaaaan, Tak Goo mulia bangeeet!

Oia Tak Goo mulai jatuh cinta sama roti dan dia lulus ujian tahap pertama sementara si Ma Joon malah remedi! Haha. Di episode pertengahan, Tak Goo ketemu Presdir dan ia buatin roti jali-jali yang bikin dia lulus ujian tahap pertama. Presdir lantas menangis karena rotinya enak sekali dan dia memeluk Tak Goo, putranya! Mengharukan! Ayah dan anak akhirnya ketemu lagi! (:

Di lain kisah, Yoo Kyung yang kerap diinjak harga dirinya oleh ibunda Ma Joon, In Sook, dan Manajer Han, akhirnya menerima tawaran Ma Joon untuk memanfaatkan dirinya melancarkan balas dendam pada mereka. Tak Goo merasa patah hati, namun ia tetap percaya bahwa Yoo Kyung tak benar-benar menjalin hubungan dengan Ma Joon. Tapi Yoo Kyung tetap mencampakannya. Haduuuuh..

Di saat kelam seperti ini, cucu Guru Palbong, Mi Sun, selalu berada di sisi Tak Goo dan memberinya dukungan.

Lantas bagaimana kelanjutan kisah Kim Tak Goo dan Goo Ma Joon? Tunggu episode selanjutnya.. (;

Tidak ada komentar:

Posting Komentar